Apa Itu Virus Oropouche yang Sebabkan 2 Warga Brasil Meninggal Dunia?

Apa Itu Virus Oropouche yang Sebabkan 2 Warga Brasil Meninggal Dunia?
Ilustrasi Virus Oropouche (Photo by National Institute of Allergy and Infectious Diseases on Unsplash)

SEAToday.com, Jakarta - Virus Oropouche tengah menjadi sorotan di jagat maya. Hal ini terjadi setelah Kementerian Kesehatan Brasil mengatakan bahwa negara ini telah mencatat kematian akibat virus Oropouche yang pertama di dunia, dengan dua orang perempuan meninggal karena penyakit yang disebarkan oleh lalat dan nyamuk yang terinfeksi.

Dilansir dari The Telegraph, kedua perempuan dari negara bagian Bahia di timur laut Brasil itu berusia di bawah 30 tahun, tanpa penyakit penyerta, tetapi memiliki tanda dan gejala yang mirip dengan kasus demam berdarah yang parah, demikian jelas kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan, menurut Agence France-Presse.

Gejala biasanya berlangsung selama tiga hingga enam hari, kata badan kesehatan, dengan gejala yang mirip dengan demam berdarah, seperti demam, nyeri otot, persendian kaku, sakit kepala, muntah, mual, menggigil, atau kepekaan terhadap cahaya. Kasus yang parah dapat mengakibatkan komplikasi yang mengancam jiwa seperti meningitis.

Lantas, apa itu virus Oropouche? Dilansir dari laman CDC, virus orpouche menyebar ke manusia terutama melalui gigitan pengusir hama yang terinfeksi. Beberapa nyamuk juga dapat menyebarkan virus ini. Sebagian besar orang yang terinfeksi akan mengalami gejala yang sering kambuh.

Tidak ada vaksin untuk mencegah atau obat-obatan untuk mengobati Oropouche. Cara terbaik untuk melindungi diri dari Oropouche adalah dengan mencegah gigitan pengusir hama dan nyamuk.

Virus Oropouche telah ditemukan di Amerika Selatan, Amerika Tengah, dan Karibia. Sebelum 2000, wabah virus Oropouche dilaporkan terjadi di Brazil, Panama, dan Peru. Bukti adanya hewan yang terinfeksi juga tercatat di Kolombia dan Trinidad pada masa itu.

Dalam 25 tahun terakhir, kasus Oropouche telah diidentifikasi di banyak negara di wilayah Amazon, termasuk Bolivia, Brasil, Kolombia, Ekuador, Guyana Prancis, Panama, dan Peru. Selain itu, seorang anak ditemukan terinfeksi di Haiti pada 2014.

Pada Juni 2024, Kuba melaporkan kasus Oropouche yang pertama kali dikonfirmasi.

Gejala

Gejala yang umum terjadi adalah demam mendadak, sakit kepala parah, menggigil, nyeri otot, dan nyeri sendi. Gejala lain dapat berupa sensitivitas terhadap cahaya, pusing, nyeri di belakang mata, mual, muntah, dan ruam.

Gejala biasanya berlangsung kurang dari seminggu (2--7 hari) dan sering kali dapat muncul kembali beberapa hari atau bahkan berminggu-minggu kemudian. Sebagian besar penderita Oropouche akan sembuh dalam beberapa hari hingga satu bulan.

Beberapa orang (kurang dari satu dari 20 orang) akan mengalami penyakit yang lebih serius termasuk meningitis (radang selaput yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang), ensefalitis (radang otak), atau perdarahan. Kematian akibat Oropouche jarang terjadi.

Gejala-gejala Oropouche mungkin mirip dengan gejala demam berdarah, chikungunya, Zika, atau malaria.

Penyebab dan Penyebaran

Virus orpouche menyebar ke manusia terutama melalui gigitan lalat penggigit (Culicoides paraensis) yang terinfeksi. Pengusir hama penggigit adalah lalat kecil, yang sering disebut "tidak terlihat." Virus ini juga dapat disebarkan oleh beberapa jenis nyamuk.