⁠Kamis Misteri: Kisah di Balik Angkernya Lawang Sewu

⁠Kamis Misteri: Kisah di Balik Angkernya Lawang Sewu
Ilustrasi Lawang Sewu, Semarang. (Photo by Irfan Bayuaji on Unsplash)

SEAToday.com, Jakarta - Lawang Sewu menyimpan segudang kisah di masa lalu dan jadi destinasi wisata sejarah yang cocok ketika Anda bertandang ke Semarang, Jawa Tengah. Terletak di jantung kota Semarang, tepatnya di Jl. Pemuda, semula Lawang Sewu adalah kantor administrasi kereta api Belanda, yakni Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS).

Dikutip dari laman Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), bangunan bersejarah yang dibangun pada zaman kolonial Belanda di 1900-an silam. Lawang Sewu juga menjadi saksi bisu dari peristiwa pertempuran lima hari yang berlangsung pada 1945 antara Angkatan Pemuda Kereta Api (AMKA) dengan tentara Jepang.

Dalam bahasa Jawa, "lawang" berarti pintu dan "sewu" artinya seribu, itu berarti Lawang Sewu artinya seribu pintu. Namun sebenarnya, Lawang Sewu ini memiliki 928 pintu.

Seusai masa kolonial Belanda, Lawang Sewu berpindah tangan menjadi markas tentara Jepang sekaligus kantor transportasi Jepang bernama Riyuku Sokyoku pada 1942. Kemudian pada 1945, tahun kemerdekaan Indonesia, terjadilah pertempuran yang melibatkan AMKA (Angkatan Pemuda Kereta Api) dengan prajurit Jepang.

Pertempuran ini berlangsung selama lima hari tiada henti pada 15--19 Oktober. Salah satu penyebabnya adalah tewasnya dr. Kariadi yang merupakan dokter paling andal kala itu.

Prajurit Jepang berada di dalam kawasan Lawang Sewu, sementara AMKA berada di Wilhelminaplein tepat seberang Lawang Sewu. Wilhelminaplein inilah yang dikenal dengan Kawasan Taman Tugu Muda.

Di sisi lain, ada sederet kisah mistis yang berkembang di masyarakat mengenai Lawang Sewu. Salah satu cerita yang banyak diyakini adalah penampakan Noni Belanda, hantu perempuan berkebaya putih yang kerap muncul di koridor.

Mengutip dari berbagai sumber, konon, tak sedikit yang percaya mengenai penampakan hantu prajurit Jepang dan tahanan Belanda dari masa pendudukan Jepang semasa Perang Dunia II. Ragam kisah di masa kelam sejarah Lawang Sewu ini yang diyakini jadi alasan bangunan ini angker.

Lawang Sewu juga dikenal sangat angker karena ruangan bawah tanahnya pernah dijadikan tempat penyiksaan oleh serdadu tentara Jepang. Beberapa hantu disebut menghuni area itu, yakni seorang Noni Belanda yang bunuh diri di dalam serta penampakan "hantu tanpa kepala".

Lantai dasar gedung B di huni kuntilanak, dan pocong di tempat bak penyiksaan penjara jongkok. Menurut cerita yang berkembang, saat mendekati penjara bawah tanah akan tercium bau-bau aneh, seperti bau anyir darah. Dipercaya ini karena dahulu, tahanan sering tewas di dalam penjara yang seharusnya cukup 1 orang, tetapi malah diisi 5--6 orang.

Selain itu, ada pula sumur tua bawah tanah yang sudah lama tidak dibuka untuk publik. Konon, terdengat teriakan misterius dari sumur ini saat malam hari.

Sumur itu disebut-sebut sebagai lokasi tentara Jepang menyiksa tentara Belanda. Suara-suara rintihan seperti minta tolong itu konon adalah tentara Belanda.