Apa Itu Kokain Pink yang Ditemukan di Tubuh Liam Payne Menurut Hasil Autopsi?
SEAToday.com, Jakarta - Hasil tes toksikologi menguak beberapa gambaran mengenai kematian tragis Liam Payne. Hasil otopsi parsial menemukan bahwa ada beberapa zat di dalam tubuh mantan personel One Direction itu saat ia jatuh hingga tewas dari balkon lantai tiga kamar hotelnya di Buenos Aires, Argentina, pada 16 Oktober 2024, kata beberapa sumber kepada ABC News.
Zat-zat tersebut termasuk "kokain pink", kokain, benzodiazepin, dan sabu-sabu. Sebuah pipa aluminium yang diimprovisasi untuk menelan narkoba juga ditemukan di kamar hotelnya, menurut sumber tersebut.
Lantas, apa itu kokain pink?
Dilansir dari NBC News, kokain pink biasanya merupakan campuran bubuk ketamin dan zat ilegal seperti metamfetamin, MDMA (juga disebut molly atau ekstasi), opioid, atau zat psikoaktif baru, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan tahun lalu di American Journal of Drug and Alcohol Abuse. Drug cocktail ini mungkin juga mengandung kafein, menurut National Capital Poison Center (NCPC).
Terlepas dari namanya, obat rekreasional ini mungkin tidak mengandung kokain sama sekali dan warnanya didapat dari pewarna makanan. Walau disebut juga sebagai tusi, tusibi, tuci atau tucibi, para ahli mengatakan bahwa obat ini jarang mengandung obat psikedelik 2C-B yang dikembangkan oleh ahli kimia California Alexander "Sasha" Shulgin dan istrinya, Ann, pada 1974, yang merupakan bagian dari kelompok obat 2C yang terkait dengan metamfetamin.
Ketamin anestesi tampaknya merupakan bahan aktif yang paling sering ditemukan dalam "kokain pink."
Kantor PBB Urusan Narkoba dan Kejahatan mengatakan bahwa racikan obat yang mengandung ketamin juga muncul dalam bentuk cair yang dikenal sebagai "happy water" dan "k-powdered milk." Obat-obatan tersebut dan obat-obatan terkait kokain pink lainnya sangat populer di Amerika Latin dan Thailand, demikian dikatakan dalam makalah pembaruan pada 2022 tentang penggunaan narkoba sintetis.
Makalah pembaruan PBB memperingatkan, "Ketamin dosis tinggi yang digunakan di luar konteks medis dapat menyebabkan efek toksisitas kardiovaskular dan pernapasan serta efek samping lainnya seperti masalah kandung kemih, kecemasan, serangan panik, jantung berdebar, takikardia, nyeri dada, depresi, gejala yang memburuk dari masalah kesehatan mental yang ada, bicara cadel, dan ketidakmampuan untuk berbicara."
Artikel Rekomendasi
Lifestyle
Pilkada Jakarta 2024, Ancol Berikan Potongan Harga Masuk Rekreasi
Dalam memeriahkan Pilkada Jakarta 2024, Ancol Taman Impian memberikan potongan harga sebesar 40 persen untuk tiket di unit rekreasi.
Putri Ariani Rilis Album Perdana Evolve di Amerika
Penyanyi Putri Ariani resmi merilis album perdananya bertajuk “Evolve”pada Jumat (22/11/2024).
Cepat Habis, Ini Tips Dapat Tiket Kereta Api untuk Libur Nataru
Simak tips yang bisa dilakukan agar bisa mendapat tiket kereta api saat musim libur Nataru.
Deretan Film Indonesia Terbaru Mulai Tayang hingga Akhir November...
Berikut deretan film Indonesia terbaru mulai tayang hingga Akhir November 2024.
Berita Terpopuler
Kusni Kasdut dan Robin Hood: Kisah Kelam Pejuang Kemerdekaan Jadi...
Indonesia juga mengenal orang baik jadi jahat. Kusni Kasdut, namanya. Kusni Kasdut awalnya pejuang kemerdekaan yang berubah jadi penjahat yang paling dicari.
Tradisi Unik Suku Toraja, Menikah dan Hidup Bersama Jenazah
Tradisi Unik Suku Toraja, Menikah dan Hidup Bersama Jenazah
Sejarah Blok M: Perjalanan Panjang Hadirkan Pusat Nongkrong Anak...
popularitas Blok M sebagai tempat nongkrong anak muda lintas generasi tak dibangun dalam waktu singkat. Ada jejak penjajah Belanda dan Ali Sadikin di dalamnya.
Penyanyi Era 70-an Dina Mariana Meninggal Dunia
Penyanyi era 70-an Dina Mariana meninggal dunia pada Minggu, 3 November 2024. Dina mengembuskan napas terakhir di usia 59 tahun.
Kisah Hidup Pesulap Pak Tarno: Pernah Sukses, Kini Stroke dan Jad...
Kisah hidup pesulap Pak Tarno yang menyedihkan, kini stroke dan jualan mainan anak.