• Sabtu, 23 November 2024

Kisah Socks: Kucing Kesayangan Bill Clinton Penghuni Istana Presiden Amerika Serikat

Kisah Socks: Kucing Kesayangan Bill Clinton Penghuni Istana Presiden Amerika Serikat
Kucing kesayangan keluarga Bill Clinton, Socks yang jadi penghuni Istana Kepresidenan AS, Gedung Putih | National Archives USA

SEAToday.com, Jakarta - Pelantikan Prabowo Subianto sebagai Presiden Indonesia ke-8 punya sisi menarik. Kucingnya, Bobby Kertanegara ikut naik kelas. Kucing ‘gemoy’ itu ikut majikannya pindah dari Kertanegara ke Istana Kepresidenan – Istana Negara dan Istana Merdeka.

Bobby yang diadopsi sejak 2016 bak jadi kucing kepresidenan. Namun, Bobby bukan satu-satunya kucing di dunia yang menghuni Istana Kepresidenan. Dulu kala Presiden Amerika Serikat (AS), Bill Clinton pernah membawa kucingnya ke Gedung Putih: Socks. Begini ceritanya.

Kehadiran hewan peliharaan di Istana Kepresidenan AS (Gedung Putih) bukan barang baru. Barang siapa yang menjadi Presiden AS, selalu punya hewan peliharaan. Kehadiran binatang peliharaan diyakini sebagai simbol kejantanan. Hewan buas kemudian banyak dipilih.

Tradisi itu telah dilakukan dari zaman Presiden Pertama AS, George Washington. George dikenal suka memelihara banyak anjing.  Tren berlanjut pada masa pemerintahan Theodore Roosevelt. Hewan peliharaan yang dibawanya ke gedung putih meliputi singa, hyena, coyote, dan beruang hitam.

Zaman pun mulai berubah kala memasuki era 1960-an. Binatang peliharaan tak lagi didominasi hewan buas. Binatang peliharaan yang menggemaskan jadi langganan masuk Gedung Putih. Ada kucing, ada anjing. Ada pula hamster.

“Presiden AS modern, sebagian besar, telah melunakkan. Mereka memilih persahabatan dengan anjing, kucing, dan kuda. Presiden dari Partai Demokrat cenderung menyukai hewan peliharaan lucu. Selain burung kenari kesayangannya, Kennedy memiliki seekor kelinci bernama Zsa Zsa. Lyndon B Johnson memiliki hamster. Jimmy Carter memiliki seekor kucing Siam yang menggemaskan bernama Misty Malarky Ying Yang,”  tulis Chris Flynn dalam tulisannya di laman The Guardian berjudul Lions, Tigers and Bears: the US Presidents Who took Animal Ownership to Extremes, 23 April 2020.

Kucing Bill Clinton

Tren Presiden AS membawa hewan peliharaan ke Gedung Putih terus berlanjut. Bill Clinton yang baru menang Pilpres AS 2002 juga tak mau ketinggalan. Jabatan sebagai orang nomor satu AS itu membuat Bill memboyong keluarganya ke Gedung Putih.

Namun, bukan cuma Hillary Clinton (istri) dan Chelsea Clinton (anak) saja yang diboyong. Mereka juga membawa serta kucing liar yang diadopsi anaknya. Socks, namanya. Mulanya kucing itu tak langsung jadi pusat perhatian.

Socks seperti kucing liar pada umumnya. Bulunya pendek dan warnanya hitam-putih. Saban hari Socks mondar mandir di sekitar ruangan Gedung Putih sesuai restu pemiliknya Presiden AS. Ia kerap dibawa keluarga Clinton ke mana-mana. Kadang pula muncul di ruang konferensi pers.

“Socks menghabiskan hari-hari pertamanya di Gedung Putih sebagian besar di kantor pengantar tamu, bersantai di pemanas jendela di samping meja, dan setiap pagi Bill Clinton mampir untuk menemuinya dalam perjalanan ke Ruang Oval – kantor Presiden AS. Akhirnya Socks menemukan tempat bertengger yang hangat di sekitar Gedung Putih, termasuk di dekat tungku bawah tanah di musim dingin,” ujar Bonnie Berkowitz dalam tulisannya di laman The Washington Post berjudul ‘Who Scoops the Litter Box?’ Answers about the Mysterious Lives of White House Cats, 28 Januari 2020.

Kucing kesayangan keluarga Clinton pun mulai jadi bagian tak terpisahkan dari Gedung Putih. Socks jadi hewan peliharaan paling tenar milik Presiden AS. Semuanya pegawai Gedung Putih sayang padanya. Kecintaan itu membuat semua pegawai seraya memiliki tempat makan untuk Socks.

Mereka membersihkan tempat makan Socks dan menambahkan makanannya. Aktivitas itu terus dilakukan sebagai bentuk rasa terima kasih karena telah dihibur Socks.

Penggemarnya Bejibun

Belakangan aksi Socks di Gedung Putih memancing pemberitaan Internasional. Foto-foto Socks mulai menghiasi media massa di seantero dunia. Socks berlagak layaknya seorang pesohor dunia. Puncaknya, Socks mulai dicintai penggemar kucing di seantero dunia.

Socks jadi sosok istimewa. Orang-orang yang memusuhi dan tak setuju kebijakan Bill Clinton justru ikut menyayangi Socks. Seakan-akan ada narasi tidak tertulis yang mengungkap bahwa berbeda pilihan politik tak mengapa, tapi mencintai Socks semua satu suara.

Pengaruh Socks pun menggelegar. Socks jadi buruan pewarta berita kala ke Gedung Putih. Apa saja tingkah Socks selalu dalam bidikan kamera. Tiada tempat yang tak jadi latar belakang foto Socks, dari di taman hingga kursi presiden.

Bill segera bereaksi. Ia merasa Socks memiliki pengaruh besar. Gedung Putih mulai menggunakan Socks untuk soft power diplomacy. Socks sampai punya klub penggemar dan situs tersendiri.

Kondisi itu membuat pecinta kucing di seluruh dunia dapat berinteraksi dengan Socks. Sarana interaksinya macam-macam. Ada yang mengirimkan surat. Ada juga yang mengirimkan pesan elektronik – email.

Mereka yang mengirim bukan lagi satu atau dua orang. Socks bisa menerima surat dari penggemarnya sampai ratusan tiap tahun. Rata-rata pesan yang masuk berharap balasan dari Gedung Putih dan mengirimkan foto terbaru beserta cap cakar Socks.

“Para pencinta binatang dari segala usia, termasuk para pengagum dari inggris, Bangladesh, dan hampir 50 negara lain, yang telah menulis surat meminta foto dan tanda tangan cakar  Socks. Di dalam hidup kami, dia punya banyak teman pena. Bersama-sama, Socks dan Buddy (anjing) telah menerima lebih dari 300 ribu surat dan email, juga ratusan hadiah buatan tangan,” ujar Hillary Clinton dalam buku Dear Socks, Dear Buddy: Kids' Letters to the First Pets (1998).

Socks terus menghibur seisi Gedung Putih dan dunia. Socks pun jadi idaman para pecinta kucing. Satu-satunya hal yang membuat eksistensi Socks memudar di Gedung Putih adalah kekuasaan Bill yang tak awet. Langsernya Bill jadi nestapa bagi Socks pada 2001. Ia terlantar sementara waktu.

Beruntung sekretaris pribadi Bill, Betty Currie mau merawatnya hingga meninggal dunia pada 20 Februari 2009. Kepergian Socks pun membawa duka amat dalam bagi pencinta kucing dunia. Kini, Socks dikenal sebagai kucing yang paling beruntung di dunia.

 

 

 

Share
Lifestyle
5 Wisata Museum di Jogja, dari Seni hingga Edukasi

5 Wisata Museum di Jogja, dari Seni hingga Edukasi

Pilkada Jakarta 2024, Ancol Berikan Potongan Harga Masuk Rekreasi

Dalam memeriahkan Pilkada Jakarta 2024, Ancol Taman Impian memberikan potongan harga sebesar 40 persen untuk tiket di unit rekreasi.

Putri Ariani Rilis Album Perdana Evolve di Amerika

Penyanyi Putri Ariani resmi merilis album perdananya bertajuk “Evolve”pada Jumat (22/11/2024).

Cepat Habis, Ini Tips Dapat Tiket Kereta Api untuk Libur Nataru

Simak tips yang bisa dilakukan agar bisa mendapat tiket kereta api saat musim libur Nataru.

Deretan Film Indonesia Terbaru Mulai Tayang hingga Akhir November...

Berikut deretan film Indonesia terbaru mulai tayang hingga Akhir November 2024.

Berita Terpopuler

Kusni Kasdut dan Robin Hood: Kisah Kelam Pejuang Kemerdekaan Jadi...

Indonesia juga mengenal orang baik jadi jahat. Kusni Kasdut, namanya. Kusni Kasdut awalnya pejuang kemerdekaan yang berubah jadi penjahat yang paling dicari.

Tradisi Unik Suku Toraja, Menikah dan Hidup Bersama Jenazah

Tradisi Unik Suku Toraja, Menikah dan Hidup Bersama Jenazah

Sejarah Blok M: Perjalanan Panjang Hadirkan Pusat Nongkrong Anak...

popularitas Blok M sebagai tempat nongkrong anak muda lintas generasi tak dibangun dalam waktu singkat. Ada jejak penjajah Belanda dan Ali Sadikin di dalamnya.

Penyanyi Era 70-an Dina Mariana Meninggal Dunia

Penyanyi era 70-an Dina Mariana meninggal dunia pada Minggu, 3 November 2024. Dina mengembuskan napas terakhir di usia 59 tahun.

Kisah Hidup Pesulap Pak Tarno: Pernah Sukses, Kini Stroke dan Jad...

Kisah hidup pesulap Pak Tarno yang menyedihkan, kini stroke dan jualan mainan anak.

LOCAL PALETTE
BEGINI CARANYA PERGI KE SUKU PEDALAMAN MENTAWAI - PART 1