SEAToday.com, Jakarta - Pelat nomor merupakan identitas setiap kendaraan yang diregistrasikan di Indonesia. Pelat nomor ini harus menempel di kendaraan yang terdaftar di kepolisian.
Kode huruf dan angka pada pelat nomor bisa berbeda-beda tergantung teritori kepolisian daerah.
Huruf yang berada di paling kiri pelat nomor merupakan kode wilayah. Sedangkan angka dan huruf yang berada di bagian tengah serta kanan adalah Nomor Registrasi Kendaraan Bermotor (NRKB).
Namun, tahukah dari mana asal-usul pelat nomor kendaraan di Indonesia itu berasal?
Asal-usul kode pelat nomor di Indonesia ternyata terinsipirasi dari penamaan sejak zaman penjajahan pada 1800-an.
Kode wilayah A sampai Z berasal dari 26 batalion tentara Inggris yang pernah datang ke Indonesia pada tahun 1811 untuk merebut berbagai wilayah dari tangan Belanda.
Batalyon Inggris kemudian menyebar ke beberapa daerah di Indonesia dan menetapkan setiap daerah memiliki kode sesuai nama batalyon yang berhasil menempati daerah tersebut.
Kemudian, tentara Inggris tersebut pun memberi tanda wilayah Batavia yang saat ini Jakarta dengan tanda huruf 'B' untuk kendaraan agar mudah dikenali.
Tanda huruf 'B' tersebut berdasarkan batalyon B yang berhasil menduduki wilayah Batavia.
Lalu, Batalyon A disebut menduduki wilayah Banten, sehingga kendaraan di daerah ini memiliki kode wilayah A. Demikian juga dengan Surabaya direbut batalyon L dan Madura oleh batalyon M.
Sementara itu, kode wilayah menggunakan sistem berbasis keresidenan, misalnya Keresidenan Surakarta (Solo, Boyolali, Karanganyar, Klaten, Sragen, Sukoharjo, dan Wonogiri) menggunakan pelat nomor AD.
Kerajaan Mataram memilih menyerah dan bergabung ke Inggris, jadi saat itu dikirim batalyon A dan B untuk ke Yogyakarta sehingga diberi kode wilayah AB.
Sementara Solo didatangi batalyon A dan D sehingga jadi AD.
Tidak semua batalyon tentara Inggris ikut bertempur seperti batalyon C, I, J, O, Q, U, V, W, X, Y, dan Z yang dijadikan pasukan cadangan. Oleh karena itu, kode wilayah ini tidak populer dan awalnya tidak digunakan sebagai identitas pelat nomor.
Thomas Stanford Raffles membentuk wilayah administratif berdasarkan kode militer itu setelah Inggris berhasil merebut Jawa.
Kemudian Belanda yang kembali pada 1816 melanjutkan sistem penomoran tadi lantas memperluas ke Sumatera, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Maluku.
Daftar kode pelat nomor kendaraan di Indonesia
Wilayah Sumatera
BL : Aceh
BB : Sumatera Utara bagian barat
BK : Sumatera Utara bagian timur
BA : Sumatera Barat
BM : Riau
BH : Jambi
BD : Bengkulu
BP : Kepulauan Riau
BG : Sumatera Selatan
BN : Bangka-Belitung
BE : Lampung
Wilayah Jawa
A : Banten, Cilegon, Serang, Pandeglang, Lebak, Tangerang
B : Jakarta, Depok, Bekasi
D : Bandung
E : Cirebon, Majalengka, Indramayu, Kuningan
F : Bogor, Cianjur, Sukabumi
T : Purwakarta, Karawang, Subang
Z : Garut, Sumedang, Tasikmalaya, Pangandaran, Ciamis, Banjar
G : Pekalongan, Pemalang, Batang, Tegal, Brebes
H : Semarang, Kendal, Salatiga, Demak
K : Pati, Jepara, Kudus, Blora, Rembang, Grobogan
R : Banyumas, Purbalingga, Cilacap, Banjarnegara
AA : Magelang, Purworejo, Temanggung, Kebumen, Wonosobo
AD : Surakarta, Sukoharjo, Boyolali, Klaten, Karanganyar, Sragen, Wonogiri
AB : Yogyakarta, Bantul, Gunung Kidul, Sleman, Kulon Progo
L : Surabaya
M : Madura
N : Malang, Pasuruan, Probolinggo, Lumajang
P : Bondowoso, Jember, Situbondo, Banyuwangi
S : Bojonegoro, Tuban, Mojokerto, Lamongan, Jombang
W : Gresik, Sidoarjo
AE : Madiun, Ngawi, Ponorogo, Magetan, Pacitan
AG : Kediri, Blitar, Nganjuk, Tulungagung, Trenggalek
Wilayah Bali dan Kepulauan Nusa Tenggara
DK : Bali
DR : Pulau Lombok, Mataram
EA : Pulau Sumbawa
DH : Pulau Timor, Kupang
EB : Pulau Flores
ED : Pulau Sumba
Wilayah Kalimantan
KB : Singkawang, Pontianak
DA : Banjarmasin
KH : Palangkaraya, Kotawaringin, Barito
KT : Balikpapan, Kutai Kartanegara, Samarinda, Bontang, Kutai
KU : Kalimantan Utara
Wilayah Sulawesi
DB : Manado, Bolaang Mongondow, Minahasa, Bitung
DL : Sahinge, Sitaro, Talaud
DM : Gorontalo, Bone Bolango
DN : Donggala, Palu, Poso
DT : Kolaka, Konawe, Wakatobi, Buton, Kendari
DD : Makassar, Takalar, Gowa, Bantaeng
DC : Mamuju, Polewali Mandar, Majene
Wilayah Maluku dan Papua
DE : Maluku, Serang, Ambon, Tual
DG : Ternate, Halmahera, Tidore, Morotai
PA : Jayapura, Merauke, Mimika, Paniai
PB : Papua Barat
Artikel Rekomendasi
Lifestyle
Penyanyi Era 90-an Puput Novel Meninggal Dunia di Usia 50 Tahun
Dunia hiburan tanah air kembali berduka. Artis yang populer di tahun 90-an, Puput Novel, tutup usia pada Minggu sore (8/9) di RS MMC Kuningan.
Aktris Drama Korea, Jo Bo Ah akan Menikah pada Bulan Oktober ini!
Aktis cantik Jo Bo Ah dikabarkan akan menikah dengan kekasihnya yang bukan dari kalangan selebriti
Makna Mendalam Lagu Wake Me Up When September Ends dari Green Day
Setiap kali September tiba, "Wake Me Up When September Ends" menjadi salah satu lagu ikonik di bulan ini. Lagu ini merupakan karya hits milik band punk rock asal Amerika Serikat, Green Day.
Rossa Ajak Ariel NOAH Remake Lagu Nada-Nada Cinta, Ini Alasannya
Tahun ini, Rossa meirilis ulang lagu ini dengan duet Bersama Ariel NOA untuk soundtrack film dokumenternya: All Access To Rossa 25 Shining Years yang dirilis 1 Agustus 2024 lalu.
Berita Terpopuler
Kusni Kasdut dan Robin Hood: Kisah Kelam Pejuang Kemerdekaan Jadi...
Indonesia juga mengenal orang baik jadi jahat. Kusni Kasdut, namanya. Kusni Kasdut awalnya pejuang kemerdekaan yang berubah jadi penjahat yang paling dicari.
Tradisi Unik Suku Toraja, Menikah dan Hidup Bersama Jenazah
Tradisi Unik Suku Toraja, Menikah dan Hidup Bersama Jenazah
Kronologi Suami Artis Jennifer Coppen Meninggal Akibat Kecelakaan...
Kronologi suami Jennifer Coppen yang meninggal karena kecelakaan motor di Bali.
Celine Dion Sulit Kendalikan Ototnya karena Stiff Person Syndrome
Penyanyi asal Kanada, Celine Dion, saat ini tengah berjuang melawan penyakit Stiff Person Syndrome (SPS) sejak Desember 2022 lalu.