• Rabu, 05 Februari 2025

Film Crocodile Tears Karya Tumpal Tampubolon Tayang di Red Sea International Film Festival 2024

Film Crocodile Tears Karya Tumpal Tampubolon Tayang di Red Sea International Film Festival 2024
Film Crocodile Tears Karya Tumpal Tampubolon Tayang di Red Sea International Film Festival 2024. (Tangkapan Layar redseafilmfest.com)

SEAToday.com, Jeddah - Film Indonesia karya Tumpal Tampubolon, yakni "Crocodile Tears" ditayangkan di Red Sea International Film Festival (RSIFF) 2024. Festival ini digelar di distrik bersejarah Al-Balad, Jeddah, Arab Saudi pada 5--14 Desember 2024.

Mengusung tema "The New Home of Film", RSIFF 2024 memadukan kekayaan warisan budaya dengan kemegahan perfilman modern, menciptakan ruang bagi berbagai karya sinema global untuk bersinar.

Dikutip dari Kementerian Luar Negeri, penayangan "Crocodile Tears" berlangsung selama dua hari di RSIFF 2024, yakni pada 8--9 Desember 2024. Penayangan ini diapresiasi penonton internasional dan juga sukses memikat perhatian Warga Negara Indonesia (WNI) di Jeddah.

Kehadiran "Crocodile Tears" di festival ini kian mempertegas posisi perfilman Indonesia di panggung internasional. Hal tersebut sejalan dengan visi RSIFF yang menjembatani budaya melalui film.

Dilansir dari laman RSIFF, film "Crocodile Tears" mengisahkan tentang seorang anak laki-laki mencapai masa puber di sebuah peternakan buaya di Jawa Barat, Indonesia dan masalahnya dengan ibunya dimulai. Johan (Yusuf Mahardika), seorang anak laki-laki yang terikat pada ibunya, Mama (Marissa Anita), dengan rantai yang tak terlihat namun tak bisa dipatahkan, memimpikan kebebasan namun tetap berada dalam cengkeraman ibunya yang mencekik.

Terisolasi dari dunia luar, kehidupan mereka di peternakan adalah rutinitas yang menegangkan untuk bertahan hidup dan manipulasi emosional, yang hanya terganggu ketika kedatangan seorang perempuan muda mengancam keseimbangan yang rapuh.

Ketika Johan mulai melihat melalui cengkeraman Mama yang tak kenal lelah, ia menghadapi kenyataan menyakitkan dari ikatan mereka, yakni apakah itu cinta, atau tirani?

Sutradara Tumpal Tampubolon menyelami jaringan rumit kesetiaan dan kontrol keluarga dalam drama yang menghantui ini, yang menimbulkan pertanyaan abadi tentang keluarga, kekuasaan, dan harga sebuah kemerdekaan.

Share
Rasa Nusantara
Rekomendasi Kuliner Lezat di Blok M, Dari Ayam Bakar Ganthari hingga Claypot Popo

Rekomendasi Kuliner Lezat di Blok M, Dari Ayam Bakar Ganthari hingga Claypot Popo

5 Kuliner Legendaris di Bali yang Wajib Kamu Coba

Bali memang juara dalam hal keindahan alam dan tempat wisata, tapi jangan lupakan kuliner legendarisnya! Selain tempat makan kekinian yang hits banget, Bali juga punya tempat makan yang sudah ada sejak puluhan tahun dan...

Rekomendasi 5 Bakso Enak di Jakarta, Pas Saat Cuaca Hujan

Berikut rekomendasi 5 bakso enak di Jakarta yang cocok dinikmati saat sore hari atau ketika cuaca sedang hujan.

5 Kuliner Legendaris di Jakarta yang Bisa Dijangkau dengan Transp...

Berikut 5 kuliner legendaris di Jakarta yang bisa dijangkau dengan transportasi umum.

Selain Dodol, Ini Oleh-Oleh Khas Garut yang Wajib Dibawa Pulang

Berikut rekomendasi oleh-oleh khas Garut selain dodol.

Trending Topik
Berita Terpopuler

Kusni Kasdut dan Robin Hood: Kisah Kelam Pejuang Kemerdekaan Jadi...

Indonesia juga mengenal orang baik jadi jahat. Kusni Kasdut, namanya. Kusni Kasdut awalnya pejuang kemerdekaan yang berubah jadi penjahat yang paling dicari.

Tradisi Unik Suku Toraja, Menikah dan Hidup Bersama Jenazah

Tradisi Unik Suku Toraja, Menikah dan Hidup Bersama Jenazah

Sejarah Blok M: Perjalanan Panjang Hadirkan Pusat Nongkrong Anak...

popularitas Blok M sebagai tempat nongkrong anak muda lintas generasi tak dibangun dalam waktu singkat. Ada jejak penjajah Belanda dan Ali Sadikin di dalamnya.

Penyanyi Era 70-an Dina Mariana Meninggal Dunia

Penyanyi era 70-an Dina Mariana meninggal dunia pada Minggu, 3 November 2024. Dina mengembuskan napas terakhir di usia 59 tahun.