SEAToday.com, Cirebon-Batik di Cirebon ini udah ada sejak abad 14. Awalnya, batik ini dibuat untuk kalangan keraton atau kesultanan, maka muncul motif khas kesultanan seperti Paksi Naga Liman, Taman Telaga Teratai, dan Taman Arum Sunyaragi. Motif tersebut tergolong klasik karena emang tiap goresannya simbolis dan mengandung makna relijius.

Yang awalnya cuma beredar di keratin, batik akhirnya jadi komoditas perdagangan juga. Didukung sama Pelabuhan Muara Jati yang jadi tempat singah para pedagang dari dalam dan luar negeri.

Dari sinilah motif batiknya jadi berkembang ke batik pesisiran, dengan corak yang lebih bebas, perpaduan warna yang mencolok, dan lebih trendy di zamannya.

Nah yang jadi ikonnya Cirebon adalah motif Mega Mendung. Beberapa literatur bilang motif ini dipengaruhi oleh mulai masuknya budaya Iiongkok di abad 16-an. 

Motifnya bentuk awan karena awan dipercaya memiliki kemampuan membawa hujan dan memberi kesuburan untuk kehidupan. Biasanya motif ini punya gradasi tiga warna yang cantik, itu artinya butuh tiga kali proses pewarnaan.

Salah satu tempat yang menawarkan paket lengkap mulai dari berbelanja hingga belajar sejarah soal batik Cirebon ada di Desa Trusmi. Desa ini sudah berabad-abad menjadi sentra batik di Cirebon, dan sampai hari ini ada ribuan perajin batik menjadi penggerak roda ekonomi Cirebon.

Di desa ini, SEATizens bisa membeli buah tangan batik khas Cirebon sekalian melihat proses pembuatannya langsung dari para perajin. Ini juga menjadi salah satu cara untuk mempopulerkan batik ke berbagai kalangan, agar terus diapresiasi keindahannya oleh berbagai generasi. (SYARA/DKD)