SEAToday.com, Jakarta-Penyiar India, Willoughby, melaporkan penulis "Harry Potter" JK Rowling ke polisi atas dugaan transphobia. Dilansir Variety, dalam sebuah wawancara dengan Byline TV pada Rabu malam, Willoughby mengklaim bahwa ia melaporkan Rowling ke Kepolisian Northumbria karena telah berulang kali mengubah jenis kelaminnya secara online.

"JK Rowling jelas telah melakukan kejahatan. Saya secara hukum adalah seorang perempuan. Dia tahu saya seorang perempuan, dan dia memanggil saya seorang laki-laki," kata Willoughby dalam wawancara tersebut.

Ia menambahkan, "Itu adalah protected characteristic, dan itu merupakan pelanggaran terhadap Undang-Undang Kesetaraan dan Undang-Undang Pengakuan Gender. Dia men-tweet hal itu kepada 14 juta pengikutnya."

"Saya telah melaporkan JK Rowling ke polisi atas apa yang dikatakannya, yang saya tidak tahu apakah hal itu akan dianggap sebagai kejahatan kebencian, komunikasi yang berbahaya - tetapi itu adalah pelanggaran yang jelas, sejauh yang saya ketahui," lanjut Willoughby.

Ketika ditanya tentang situasi ini oleh Variety, juru bicara Kepolisian Northumbria memberikan pernyataan berikut, "Pada Senin, 4 Maret, kami menerima keluhan tentang sebuah unggahan di media sosial. Saat ini kami sedang menunggu untuk berbicara lebih lanjut dengan pelapor."

Rowling menanggapi pernyataan Willoughby di X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter), dengan mengatakan bahwa ia telah berkonsultasi dengan seorang pengacara yang mengatakan "bahwa saya tidak hanya memiliki kasus yang jelas-jelas dapat dimenangkan melawan India Willoughby atas pencemaran nama baik, tetapi juga bahwa penargetan India yang obsesif terhadap saya selama beberapa tahun terakhir dapat memenuhi ambang batas hukum untuk pelecehan."

Penulis itu mengklaim bahwa "pandangan kritis gender dapat dilindungi oleh hukum sebagai sebuah keyakinan filosofis. Tidak ada hukum yang memaksa siapa pun untuk berpura-pura percaya bahwa India adalah seorang perempuan."

Rowling menambahkan, "Sadar bahwa berbohong kepada penegak hukum merupakan pelanggaran, saya hanya perlu menjelaskan kepada polisi bahwa, dalam pandangan saya, India adalah contoh klasik dari seorang narsisis laki-laki yang hidup dalam kondisi marah yang tak kunjung padam sehingga ia tidak bisa memaksa perempuan untuk menerima dirinya sesuai dengan penilaiannya." (PUTU/DKD)