• Senin, 20 Mei 2024

Jangan Sepelekan Rasa Haus, Ahli Jelaskan Bahaya Dehidrasi

Jangan Sepelekan Rasa Haus, Ahli Jelaskan Bahaya Dehidrasi
Jangan Sepelekan Rasa Haus, Ahli Jelaskan Bahaya Dehidrasi (Shutterstock)

SEAToday.com, Jakarta - Metalia Puspitasari, dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit (RS) Sardjito mengatakan, ada beberapa tanda dehidrasi yang perlu diperhatikan.

Melansir ANTARA, tanda yang paling sederhana untuk diperhatikan adalah frekuensi dan jumlah urine. Rasa haus yang timbul merupakan sinyal tubuh kekurangan cairan.

"Rasa haus itu yang sebaiknya jangan disepelekan, karena kalau misalnya rasa haus itu kemudian tidak diimbangi dengan minum yang cukup, maka akan terjadi ketidakseimbangan di dalam tubuh yang kemudian bisa semakin parah," ujar dr. Metalia.

Lebih lanjut ia menjelaskan, secara umum seseorang akan buang air kurang lebih setengah jam setelah minum. 

Selain itu, warna urin juga dapat menjadi tanda bahwa seseorang kekurangan cairan. Apabila seseorang kekurangan cairan, warnanya cenderung kuning pekat.

Jika sudah pada tahap dehidrasi tingkat berat, hal tersebut dapat menyebabkan gangguan hemodinamika seperti peningkatan denyut nadi dan tensi yang turun. Dehidrasi juga dapat menyebabkan air mata tidak dapat keluar.

Dehidrasi berat pada anak-anak dapat menyebabkan elastisitas kulit berkurang. Jadi, ketika kulit ditarik, maka sulit kembali ke bentuk aslinya.

Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh akibat dehidrasi dapat menyebabkan natrium menjadi rendah dan penurunan kesadaran. Hal ini dapat berujung pada risiko batu ginjal.

Penulis: Halimatun Zakiah

Share