Kevin McCallister dan Home Alone: Kisah Bocah Lawan Perampok Jadi Film Natal Terbaik Sepanjang Massa
SEAToday.com, Jakarta - Perayaan Natal tak melulu bawa berkah bagi umat Kristiani. Perayaan spesial itu juga bawa berkah bagi insan perfilman. Sineas perfilman berlomba-lomba menghadirkan film yang penuh harmoni dan kehangatan.
Mereka memanfaatkan momentum libur natal supaya daya jangkau filmnya menggurita. Beberapa di antaranya jadi film Natal terbaik sepanjang masa. Dulu kala, gelar itu diambil langsung diambil oleh film keluarga rekaan Chris Columbus pada 1990. Home Alone, judulnya. Begini ceritanya.
Kehangatan maksimal dari keluarga adalah sesuatu hal yang tak didapat setiap hari. Kondisi itu membuat momentum hari spesial keagamaan jadi ajang berkumpul yang seru. Perayaan Natal, misalnya. Momentum hari raya umat kristiani itu kerap dirayakan dengan suka cita. Hari libur pula.
Tiada yang mau menyia-nyiakan kesempatan Natal. Sinias perfilman Amerika Serikat (AS) bak berlomba-lomba menghadirkan film Natal terbaik. Suatu film yang menjadi pelumas kebersamaan bersama keluarga. Film yang menjadi penerang keceriaan hari libur.
“Menonton untuk menghibur diri adalah tradisi sekuler. Bagi sebagian orang, menonton menggantikan gereja: duduk mendengarkan cerita yang sudah dikenal, bahkan yang tidak terlalu bagus, hanya untuk berkumpul, bersukacita dalam waktu luang, dan mengingat saat-saat sebelumnya kita menontonnya. Itulah makna Natal yang sebenarnya,” ujar Steve Ross dalam tulisannya di laman The Guardian berjudul Turkey Anyone? Why Standards Slip at Christmas When it Comes to Film, 2 Desember 2019.
Potensi itu ditangkap pula oleh sutradara kenamaan Negeri Paman Sam, Chris Columbus. Ia menggandeng penulis scenario beken, John Hughes untuk mewujudkan kehadiran film spesial Natal. Keduanya mencoba meramu film Natal yang mampu menemani keluarga hingga akhir Desember 1990.
Mereka mendaulat Macaulay Culkin memerankan sosok bocah delapan tahun, Kevin McCallister. Film itu kemudian dikenal luas dengan judul Home Alone.
Home Alone
Urusan merumuskan skenario film bukan hal mudah. Pengamatan jitu dibutuhkan. Apalagi, kala menghadirkan drama antara hubungan anak-anak dan orang tua. Kondisi itu coba dihadirkan oleh John Hughes dalam meramu kisah Home Alone.
John secara lihai menghadirkan potret bagaimana dinamika kehidupan anak-anak yang sulit dipahami oleh orang tuanya. Wujud itu dihadirkan dalam sosok anak berusia delapan tahun, Kevin McCalister. Kevin digambar sebagai sebagai seorang anak kecil tak berguna.
“Kevin selalu diremehkan abangnya sebagai anak manja yang tak tahu bagaimana mengikat tali sepatunya. Kakak-kakak perempuannya mengejeknya sebagai anak yang less competents (tidak kompeten) dan anak tak berguna. Itu semua karena Kevin tak bisa mengepak koper untuk beramai-ramai liburan (Natal) ke Paris bersama keluarganya dan sepupu-sepupunya,” ujar Leila S. Chudori dalam tulisannya di majalah Tempo berjudul Tentang Anak yang Diremehkan, 31 Agustus 1991.
Segala macam yang dilakukannya dianggap kelewat batas. Ia disebut oleh saudara laki-laki sebagai bocah manja. Ia disebut pula oleh saudara wanitanya anak tak berguna. Kevin pun berdoa ingin merdeka -- bebas. Ia ingin melakukan segala sesuatu terlarang dan ajaibnya terjadi.
Kevin jadi korban grasah-grusuh keluarganya yang takut ketinggalan penerbangan ke Prancis. Ia ketinggalan di rumah. Kevin tak risau. Ia menganggap sendiri di rumah bak berkah. Ia mencoba melakukan segala hal yang terlarang sebelumnya.
Kevin menikmati es krim sesuka hati hingga membaca majalah dewasa: Playboy. Sesuatu hal yang sebelumnya jadi hal terlarang dan terbatas. Masalah muncul kala rumahnya jadi target operasi duo perampok Harry (Joe Pesci) dan Marv (Daniel Stern).
Kevin ingin membuktikan bahwa ia bukan bocah tak berguna. Ia mencoba menyelamatkan rumahnya dengan memasang jebakan di seluruh pejuru rumah. Momentum perampok kena jebakan pun jadi hal yang dinikmati oleh mereka yang menonton.
Ekspresi lucu perampok jadi hal utama. Orang-orang dibawa dengan suasana kecerdasan seorang Kevin McCalister dalam mempertahankan rumahnya. Usianya memang baru delapan tahun, tapi sudah punya pikiran kreatif.
Keseruan itu membuat Home Alone diramal jadi film sukses. Ramalan itu benarnya adanya. Home Alone langsung diserbu penikmat film kala dirilis pertama kali pada 10 November 1990. Film itu memunculkan dua kubu. Kubu anak-anak yang puas dan kubu orang tua yang cemas.
Film Natal Terbaik
Tiada yang menyangkal film Home Alone dapat memancing tawa ceria anak-anak yang keluar dari bioskop. Namun, tidak bagi orang tua. Banyak orang yang menyayangkan bahwa Home Alone justru banyak memuat adegan kekerasan – dari jebakan yang dibuat Kevin.
Perbedaan pandangan itu seraya menyampaikan bagaimana pesan inti dari film Home Alone. Kala orang tua tak begitu memahami dunia anak-anak. Kaum orang tua seharusnya tak melihat tayangan atau menggunakan kacamata orang dewasa menilai film untuk anak.
Buktinya banyak anak-anak yang kemudian menyukai aksi Kevin dalam Home Alone. Kesukaan anak-anak itu menjadikan Home Alone jadi film yang laris manis. Bahkan, Home Alone mampu mengalahkan banyak film yang dirilis pada akhir 1990.
"Home Alone sebuah komedi tentang seorang anak laki-laki berusia delapan tahun yang harus mempertahankan rumahnya dari pencuri ketika orang tuanya secara tidak sengaja meninggalkannya sendirian di hari libur, meraup hampir 30 juta dolar AS selama lima hari libur Thanksgiving dan mempertahankan posisi nomor satu di box office meskipun ada persaingan baru yang kuat,” ujar Pat H. Broeske dalam tulisannya di surat kabar Los Angeles Times berjudul ‘Home Alone’ the Holiday Weekend Box-Office Champ, 27 November 1990.
Home Alone mendunia. Film itu mampu diterima sebagai film anak-anak yang menyenangkan di seantero dunia. Aksi Kevin menjelma bak kado natal terbaik sepanjang massa. Benar saja film Home Alone jadi daftar film yang paling wajib di tonton menjelang natal dalam tahun-tahun berikut.
Bahkan, beberapa penelitian yang ada mengungkap Home Alone adalah film natal terbaik sepanjang massa. Gelar itu bukan pepesan kosong belaka. Di Indonesia saja, film Home Alone kerap diputar dan jadi langganan stasiun televisi lokal dalam menghibur penonton setianya.
Artikel Rekomendasi
Rasa Nusantara
5 Kuliner Legendaris di Bali yang Wajib Kamu Coba
Bali memang juara dalam hal keindahan alam dan tempat wisata, tapi jangan lupakan kuliner legendarisnya! Selain tempat makan kekinian yang hits banget, Bali juga punya tempat makan yang sudah ada sejak puluhan tahun dan...
Rekomendasi 5 Bakso Enak di Jakarta, Pas Saat Cuaca Hujan
Berikut rekomendasi 5 bakso enak di Jakarta yang cocok dinikmati saat sore hari atau ketika cuaca sedang hujan.
5 Kuliner Legendaris di Jakarta yang Bisa Dijangkau dengan Transp...
Berikut 5 kuliner legendaris di Jakarta yang bisa dijangkau dengan transportasi umum.
Selain Dodol, Ini Oleh-Oleh Khas Garut yang Wajib Dibawa Pulang
Berikut rekomendasi oleh-oleh khas Garut selain dodol.
Trending Topik
Berita Terpopuler
Kusni Kasdut dan Robin Hood: Kisah Kelam Pejuang Kemerdekaan Jadi...
Indonesia juga mengenal orang baik jadi jahat. Kusni Kasdut, namanya. Kusni Kasdut awalnya pejuang kemerdekaan yang berubah jadi penjahat yang paling dicari.
Tradisi Unik Suku Toraja, Menikah dan Hidup Bersama Jenazah
Tradisi Unik Suku Toraja, Menikah dan Hidup Bersama Jenazah
Sejarah Blok M: Perjalanan Panjang Hadirkan Pusat Nongkrong Anak...
popularitas Blok M sebagai tempat nongkrong anak muda lintas generasi tak dibangun dalam waktu singkat. Ada jejak penjajah Belanda dan Ali Sadikin di dalamnya.
Penyanyi Era 70-an Dina Mariana Meninggal Dunia
Penyanyi era 70-an Dina Mariana meninggal dunia pada Minggu, 3 November 2024. Dina mengembuskan napas terakhir di usia 59 tahun.